Tuesday, March 19, 2019

Penentuan Trayek Perubahan pH Indikator Alami (SMAN 2 Paju Epat, Barito Timur)


Juru Banu, 7 Februari 2019

Penentuan Trayek Perubahan pH Indikator Alami

Nama Pembimbing                   : Norhalimah, S.Si
Nama Kelompok kelas XI IPA : 

Kelompok 1:

1.     Aisyah
2.     Hikmah
3.     Irmaya
4.     Ade Anor
5.     Ahmad Rijali


Kelompok 2:
1.     Liliyani
2.     Misda Wati
3.     Nor Hatimah
4.     Julianor
5.     M. Haris
6.     M. Ramadani



Kelompok 3:

1.     Nor Hidayah
2.     Nor Maya
3.     Patma Wati
4.     M. Taher
5.     Robby JB
6.     Sihabbudin

 

Tempat                                     : Laboratorium Kimia SMAN 2 Paju Epat, Kab. Barito
                           Timur, Prov. Kalimantan Tengah
Disusun Oleh                           : Norhalimah, S.Si


Pendahuluan

Menurut Priyambodo (2016), sifat keasaman dan kebasaan suatu larutan dapat diuji menggunakan indikator asam-basa. Indikator asam-basa yang digunakan di laboratorium ada dua, yaitu indikator buatan dan indikator alami. Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan, diantaranya kertas lakmus, indikator universal, larutan indikator, dan pH-meter. Indikator alami berasal dari tumbuhan (umbi, daun, atau bunga) berwarna yang mudah ditemukan di lingkungan. Ekstrak (sari) pada tumbuhan berwarna tersebut memberikan warna yang berbeda dalam larutan asam dan basa. Contoh indikator alami, yaitu kunyit, kubis ungu, kulit manggis, bunga sepatu, bunga terompet, bunga kana, dan bunga bugenvil. Indikator alami mempunyai trayek seperti indikator buatan. Percobaan ini, membuat indikator alami yaitu kunyit pada beberapa larutan.


Tujuan Percobaan

Percobaan ini bertujuan menentukan trayek perubahan pH indikator alami.


Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu mortar dan alu, gelas piala, labu erlenmeyer, pengaduk, corong, kertas saring, pipet tetes, dan tabung reaksi. Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini, yaitu kunyit, akuades, dan beberapa larutan (larutan A berisi etanol, larutan B berisi HCl 0.1 M, dan larutan C berisi akuades).


Prosedur Percobaan

Siapkan kunyit secukupnya, kemudian diambil ekstraknya.  Cara mengambil ekstrak kunyit, yaitu kunyit ditumbuk menggunakan mortar dan alu hingga halus, tambahkan akuades secukupnya (25 mL), diaduk hingga homogen, dan disaring menggunakan kertas saring dan corong. Ekstrak kunyit tersebut ditampung dalam labu erlenmeyer 250 mL. Ekstrak kunyit yang didapat dimasukkan ke dalam tiga buah tabung reaksi yang diberi label A, B, dan C masing-masing 2 mL.
Tabung reaksi dengan label A ditetesi larutan A (berisi etanol), label B ditetesi larutan B (berisi HCl 0.1 M), dan label C ditetesi larutan C (berisi akuades) masing-masing sebanyak 3 tetes. Kemudian, amati dan catat perubahan warna yang terjadi untuk setiap tabung reaksi.


Pembahasan

Sifat keasaman dan kebasaan suatu larutan dapat diuji menggunakan indikator asam-basa. Indikator yang mudah ditemukan di lingkungan kita adalah indikator alami.  Percobaan ini, membuat dan menguji indikator alami dari kunyit pada beberapa larutan. Larutan yang digunakan adalah larutan A berisi etanol, larutan B berisi HCl 0.1 M, dan larutan C berisi akuades.

Tabel 1. Hasil pengamatan perubahan warna ekstrak kunyit di beberapa larutan
Tabung Reaksi
Larutan
Perubahan Warna
Sifat
Sebelum Ditetesi larutan
Setelah Ditetesi Larutan
A
Larutan A (etanol)
Orange (+)
Orange (+)
Sedikit basa
B
Larutan B (HCl 0.1 M)
Orange (+)
Kuning
Asam
C
Larutan C (akuades)
Orange (+)
Orange (+)
Netral
D*
Air Kapur
Orange (+)
Orange (+++)
Basa
Keterangan:
*= data dari literatur, tidak dilakukan percobaan karena keterbatasan bahan
+= semakin bertambah +, warna larutan semakin pekat

Hasil percobaan (Tabel 1), pada tabung reaksi A yang diberi larutan A menghasilkan warna sedikit lebih orange, tetapi perubahan warnanya tidak terlalu jelas terlihat. Hal ini karena larutan A bersifat sedikit basa. Tabung reaksi B yang diberi larutan B menghasilkan warna kuning hal ini karena larutan B bersifat asam, sedangkan tabung reaksi C yang diberi larutan C warnanya tetap orange hal ini karena larutan C bersifat netral. Tabung reaksi D (data dari literatur yang sudah ada) yang diberi larutan D menghasilkan warna orange kemerah-merahan (merah bata), hal ini karena larutan D bersifat basa.
Gambar 1. Ekstrak kunyit sebelum ditetesi beberapa larutan


Gambar 2. Ekstrak kunyit setelah ditetesi beberapa larutan

Ekstrak kunyit sebelum ditetesi beberapa larutan (Gambar 1) berwarna orange, setelah ditetesi beberapa larutan (Gambar 2) ada yang berubah warna dan ada juga yang warnanya tidak berubah (tetap). Ekstrak kunyit yang ditetesi larutan asam akan menghasilkan warna ekstrak kunyit semakin pudar (kuning), sedangkan yang ditetesi larutan basa akan menghasilkan warna ekstrak kunyit lebih cerah (jingga kemerah-merahan). Ekstrak kunyit yang ditetesi larutan netral, tidak berubah warna (tetap).


Kesimpulan

Indikator alami dari ekstrak kunyit hanya dapat menentukan larutan tersebut bersifat asam, basa, atau netral. Tetapi, tidak dapat menentukan apakah larutan yang diuji bersifat asam kuat, asam lemah, basa kuat, & basa lemah.

Saran

Lakukan percobaan indikator alami yang lainnya (misal ekstrak buah naga) untuk menentukan apakah larutan yang diuji bersifat asam kuat, asam lemah, basa kuat, & basa lemah. Larutan yang diuji ditambah, misal air jeruk (asam), dan air kapur (basa).


Daftar Pustaka

Priyambodo E, et al. 2016. Buku Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI Edsisi Revisi 2016.
         Klaten (ID): PT. Intan Pariwara.

No comments:

Post a Comment