Juru Banu, 7
Februari 2019
Penentuan Trayek Perubahan pH Indikator Alami
Nama Pembimbing : Norhalimah, S.Si
Nama Kelompok kelas
XI IPA :
Kelompok 1:
1.
Aisyah
2. Hikmah
3. Irmaya
4. Ade Anor
5.
Ahmad Rijali
Kelompok 2:
1.
Liliyani
2. Misda Wati
3. Nor Hatimah
4. Julianor
5. M. Haris
6.
M. Ramadani
Kelompok 3:
1.
Nor Hidayah
2. Nor Maya
3. Patma Wati
4. M. Taher
5. Robby JB
6.
Sihabbudin
Tempat
: Laboratorium Kimia SMAN 2 Paju Epat, Kab. Barito
Timur,
Prov. Kalimantan Tengah
Disusun Oleh : Norhalimah, S.Si
Pendahuluan
Menurut
Priyambodo (2016), sifat keasaman dan kebasaan suatu larutan dapat diuji
menggunakan indikator asam-basa. Indikator asam-basa yang digunakan di
laboratorium ada dua, yaitu indikator buatan dan indikator alami. Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau
pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator
buatan, diantaranya kertas lakmus, indikator universal, larutan indikator, dan
pH-meter. Indikator alami berasal dari tumbuhan (umbi, daun, atau bunga)
berwarna yang mudah ditemukan di lingkungan. Ekstrak (sari) pada tumbuhan
berwarna tersebut memberikan warna yang berbeda dalam larutan asam dan basa.
Contoh indikator alami, yaitu kunyit, kubis ungu, kulit manggis, bunga sepatu,
bunga terompet, bunga kana, dan bunga bugenvil. Indikator alami mempunyai
trayek seperti indikator buatan. Percobaan ini, membuat indikator alami yaitu
kunyit pada beberapa larutan.
Tujuan Percobaan
Percobaan
ini bertujuan menentukan trayek perubahan pH indikator alami.
Alat dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan pada percobaan ini, yaitu mortar dan alu, gelas piala, labu
erlenmeyer, pengaduk, corong, kertas saring, pipet tetes, dan tabung reaksi.
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini, yaitu kunyit, akuades, dan
beberapa larutan (larutan A berisi etanol, larutan B berisi HCl 0.1 M, dan
larutan C berisi akuades).
Prosedur Percobaan
Siapkan
kunyit secukupnya, kemudian diambil ekstraknya.
Cara mengambil ekstrak kunyit, yaitu kunyit ditumbuk menggunakan mortar
dan alu hingga halus, tambahkan akuades secukupnya (25 mL), diaduk hingga
homogen, dan disaring menggunakan kertas saring dan corong. Ekstrak kunyit
tersebut ditampung dalam labu erlenmeyer 250 mL. Ekstrak kunyit yang didapat
dimasukkan ke dalam tiga buah tabung reaksi yang diberi label A, B, dan C
masing-masing 2 mL.
Tabung
reaksi dengan label A ditetesi larutan A (berisi etanol), label B ditetesi
larutan B (berisi HCl 0.1 M), dan label C ditetesi larutan C (berisi akuades)
masing-masing sebanyak 3 tetes. Kemudian, amati dan catat perubahan warna yang
terjadi untuk setiap tabung reaksi.
Pembahasan
Sifat
keasaman dan kebasaan suatu larutan dapat diuji menggunakan indikator asam-basa.
Indikator yang mudah ditemukan di lingkungan kita adalah indikator alami. Percobaan ini, membuat dan menguji indikator
alami dari kunyit pada beberapa larutan. Larutan yang digunakan adalah larutan
A berisi etanol, larutan B berisi HCl 0.1 M, dan larutan C berisi akuades.
Tabel 1. Hasil pengamatan perubahan
warna ekstrak kunyit di beberapa larutan
Tabung Reaksi
|
Larutan
|
Perubahan Warna
|
Sifat
|
|
Sebelum Ditetesi
larutan
|
Setelah Ditetesi
Larutan
|
|||
A
|
Larutan A (etanol)
|
Orange (+)
|
Orange (+)
|
Sedikit basa
|
B
|
Larutan B (HCl 0.1 M)
|
Orange (+)
|
Kuning
|
Asam
|
C
|
Larutan C (akuades)
|
Orange (+)
|
Orange (+)
|
Netral
|
D*
|
Air Kapur
|
Orange (+)
|
Orange (+++)
|
Basa
|
Keterangan:
*= data dari literatur, tidak
dilakukan percobaan karena keterbatasan bahan
+= semakin bertambah +, warna
larutan semakin pekat
Hasil
percobaan (Tabel 1), pada tabung reaksi A yang diberi larutan A menghasilkan
warna sedikit lebih orange, tetapi perubahan warnanya tidak terlalu jelas
terlihat. Hal ini karena larutan A bersifat sedikit basa. Tabung reaksi B yang
diberi larutan B menghasilkan warna kuning hal ini karena larutan B bersifat
asam, sedangkan tabung reaksi C yang diberi larutan C warnanya tetap orange hal
ini karena larutan C bersifat netral. Tabung reaksi D (data dari literatur yang
sudah ada) yang diberi larutan D menghasilkan warna orange kemerah-merahan
(merah bata), hal ini karena larutan D bersifat basa.
Gambar 1. Ekstrak
kunyit sebelum ditetesi beberapa larutan
Gambar 2. Ekstrak
kunyit setelah ditetesi beberapa larutan
Ekstrak
kunyit sebelum ditetesi beberapa larutan (Gambar 1) berwarna orange, setelah
ditetesi beberapa larutan (Gambar 2) ada yang berubah warna dan ada juga yang
warnanya tidak berubah (tetap). Ekstrak kunyit yang ditetesi larutan asam akan
menghasilkan warna ekstrak kunyit semakin pudar (kuning), sedangkan yang
ditetesi larutan basa akan menghasilkan warna ekstrak kunyit lebih cerah
(jingga kemerah-merahan). Ekstrak kunyit yang ditetesi larutan netral, tidak
berubah warna (tetap).
Kesimpulan
Indikator
alami dari ekstrak kunyit hanya dapat menentukan larutan tersebut bersifat
asam, basa, atau netral. Tetapi, tidak dapat menentukan apakah larutan yang
diuji bersifat asam kuat, asam lemah, basa kuat, & basa lemah.
Saran
Lakukan
percobaan indikator alami yang lainnya (misal ekstrak buah naga) untuk
menentukan apakah larutan yang diuji bersifat asam kuat, asam lemah, basa kuat,
& basa lemah. Larutan yang diuji ditambah, misal air jeruk (asam), dan air
kapur (basa).
Daftar Pustaka
Priyambodo E, et al. 2016. Buku Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI Edsisi Revisi 2016.
Klaten
(ID): PT. Intan Pariwara.
No comments:
Post a Comment